Kliping Ancaman Akibat Merokok ~ Galery Dimensi

4 Mei 2013

Kliping Ancaman Akibat Merokok


KESEHATAN dan PERMASALAHAN ROKOK

Rokok Makin Mengancam Generasi Muda
clip_image001
JAKARTA, TRIBUNJAMBI.COM - Masalah kesehatan di Indonesia saat ini menghadapi pola penyakit baru.  Penyakit tidak menular terus meningkat akibat dipicu berubahnya gaya hidup masyarakat.  Gaya hidup yang dimaksud adalah pola makan rendah serat, tinggi lemak, serta penggunaan rokok atau tembakau yang kian meningkat.
Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih saat peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS), di kawasan Cibubur, Selasa (31/5/2011), memaparkan betapa rokok kini semakin mengancam generasi muda.
"Di antara penduduk Indonesia yang umurnya di atas 15 tahun, 35 persen adalah perokok. Dan dari 10 anak laki-laki di atas usia 15 tahun, 6 sampai 7 orang di antaranya merokok," kata Endang dalam sambutannya.
Berdasarkan data Riskesdas 2010, prevalensi penduduk usia 15 tahun ke atas yang merokok setiap hari secara nasional mencapai 28,2 persen. Sedangkan berdasarkan  usia pertama kali merokok secara nasional, kelompok usia 15-19 tahun menempati peringkat tertinggi dengan prevalensi mencapai 43,3 persen, disusul kelompok usia 10-14 tahun yang mencapai 17,5 persen.
"Jadi, anak terpapar asap rokok atau sebagai perokok pasif. Anak-anak ini akan mengalami gangguan kesehatan seperti pertumbuhan paru lambat, mudah terkena bronkitis, infeksi telinga dan sebagainya," tegasnya.
Saat disingung soal sejauhmana upaya pemerintah dalam mengendalikan masalah kesehatan akibat tembakau, Endang mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan berbagai upaya di antaranya dengan mengembangkan berbagai regulasi pengendalian rokok, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Kesehatan no 36 tahun 2009.
"Kemudian kita juga kita sedang menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan. Mudah-mudahan RPP ini bisa cepat selesai menjadi Peraturan Pemerintah (PP)," pungkasnya.



MEROKOK TIDAK BAIK UNTUK KESEHATAN
clip_image002
Merokok memang tidak baik bagi kesehatan. Selain itu, puntung-puntung bekas rokok juga mengotori lingkungan.
Berbagai negara telah berupaya mengatasi masalah ini. Cina, salah satunya. Negeri Tirai Bambu ini memiliki cara unik untuk mengatasi permasalahan puntung rokok yang bertebaran.
Situs CNNGo mewartakan, belum lama berselang, Cina menjadikan puntung rokok lebih berguna untuk melindungi pipa baja di negara itu terhadap karat. Sebelumnya, sejumlah peneliti Cina menemukan puntung rokok bila direndam dapat membantu mencegah korosi. Proses menakjubkan itu biasa digunakan dalam industri minyak.
Para ilmuwan menunjukkan bahwa ekstrak dari puntung rokok dalam air, diterapkan untuk jenis baja (N80) banyak digunakan dalam industri minyak. Baja terlindung dari karat bahkan di bawah kondisi yang keras, mencegah kerusakan dan gangguan dalam produksi minyak. Para peneliti mengidentifikasi sembilan bahan kimia dalam ekstrak rokok, termasuk nikotin, yang tampaknya bermanfaat untuk efek antikorosi.
Cara ini juga ternyata ampuh untuk melindungi lingkungan. Saat ini, perokok seluruh di Cina telah mengetahui kegunaan puntung bekas rokok dan menerapkannya di lingkungan mereka



Perokok Pasif Paling Dirugikan


clip_image004
Berdekatkan dengan orang yang sedang menghisap rokok memang sangat membahayakan.  Pasalnya, asap yang terhirup oleh perokok pasif memberi dampak dan risiko kesehatan yang jauh lebih besar.
Seperti diungkapkan pengamat masalah kesehatan, Kartono Mohamad, para perokok pasif kerap menghisap asap rokok yang tidak tersaring. Asap rokok ini berasal dari sekitar 85 persen asap dalam ruangan yang biasanya merupakan asap samping (sidestream smoke) dari ujung rokok yang membara.
Asap yang terhirup perokok pasif inilah yang menjadi ancaman mematikan. Asap ini mengandung 50 kali jumlah bahan kimia penyebab kanker yang dihisap  perokok aktif.
“Perokok pasif mempunyai dampak buruk yang lebih besar daripada perokok aktif. Asap rokok itu cepat kerjanya. Dalam 15 menit langsung masuk ke DNA dan beberapa detik sudah mempengaruhi kerja otak. Sayangnya, hal ini terjadi pada perokok pasif,” kata pengamat masalah kesehatan, Kartono Mohamad, yang menjadi pembicara pada Kosultasi Publik Raperda Kawasan Tanpa Rokok, Jakarta, Senin (24/1/2011).
Mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu juga memaparkan, asap tembakau mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia. Banyak di antaranya beracun dan beberapa bersifat radioaktif.
Lebih dari 40 diketahui menyebabkan kanker. Bahan kimia ini terutama terkonsentrasi di dalam tar (penyebab iritasi paru dan penyebab kanker), nikotin (menimbulkan adiksi) dan karbon monoksida (mengikat oksigen sehingga tubuh kekurangam oksigen). Beberapa bahan kimia merusak pembuluh darah dan lainnya menyebabkan kanker.
“Rokok itu bersifat adiktif, orang yang ketagihan rokok itu seperti ketagihan morfin, bedanya rokok lebih murah dan mudah didapat. Persoalannya adalah para perokok pasif ini tidak peka terhadap orang-orang disekitarnya,” papar Kartono.


Anak-anak terancam
Hal inilah yang menjadi dasar larangan merokok di dalam ruangan. Merokok di luar ruangan lebih baik, walau residu nikotin akan tetap melekat di baju dan kulit yang terkena asap rokok. Kalau orang yang terkena residu nikotin tersebut masuk kembali ke dalam ruangan, residu itu dapat menyebar. Yang paling terancam dari hal tersebut adalah anak-anak.
Penelitian World Bank mengatakan, dengan pola merokok seperti saat ini, 500 juta orang yang hidup hari ini akhirnya akan terbunuh oleh penggunaan tembakau. Lebih dari separuh di antaranya saat ini adalah anak-anak dan remaja. Hingga tahun 2030, tembakau diperkirakan akan menjadi penyebab tunggal terbesar kematian di seluruh dunia. (Kompas.com 24.01.2011).
OBAT STRESS BUKAN DENGAN MEROKOK
clip_image006
Sebagian besar para perokok menjadikan alasan "stress" sebagai kambing hitam dari buruknya tingkat kesehatan mereka untuk tetap mengisap rokok. Mereka mengatakan kalau tidak merokok, pikiran tidak tenang dan bisa sakit stress. Padahal sebuah penelitian di Inggris baru-baru ini menemukan bahwa justru sebaliknya dimana setiap perokok bisa hilang stress-nya dan berpengaruh baik bagi kesehatan tubuh bila mengurangi konsumsi rokok dan akan terbebas dari penyakit stress bila berhenti total.
Reuters Health mengabarkan bahwa para peneliti telah menguji sekitar 469 perokok aktif yang terkena penyakit jantung akibat kebiasaan buruk mereka itu. Hasilnya para perokok tersebut setelah setahun meninggalkan rokok terjadi penurunan tingkat stress yang mereka rasakan dan ini adalah obat jitu dalam penurunan tingkat stress.
Berdasarkan peneliti dari Barts and The London School of Medicine and Dentistry, menyebutkan bahwa para pasien pengidap penyakit jantung yang tidak menghentikan kebiasaan menghisap rokok akan tetap stress dan tidak mengalami perubahan pada ketegangan jiwa dan kesehatan mereka.
Salah seorang  peneliti Peter Hajek kepada Reuters Health menyebutkan bahwa banyak para perokok menjadikan rokok sebagai obat penyakit stress mereka. Dan terkadang para perokok yang telah insaf kembali merokok juga kebanyakan dengan alasan klasik ini yakni ingin mencari pelampiasan dari solusi stress yang mereka alami dan menjadikan rokok sebagai obat-nya.
Dalam penelitian Peter Hajek tersebut juga menyimpulkan dari 469 para perokok, 85 %dari mereka percaya dari awal penelitian dilakukan bahwa merokok bisa membantu dalam meredakan penyakit stress dalam diri mereka. Setengah dari mereka bahkan berkeyakinan bahwa rokok adalah obat stress yang amat sangat membantu mereka dalam mengalahkan serangan stress.
Dan setelah setahun penelitian dilakukan, Peter Hajek kembali menyurvei para pasien itu kembali dan hasilnya didapat 41% dari mereka benar-benar telah meninggalkan rokok. Yang menjawab abstain sebesar 20 persen, yang mengklaim terjadi penurunan tingkat stress 20 persen dan sisanya sebagian kecil kembali ke permasalahan mereka semula yakni merokok.
Penelitian ini juga terpengaruh oleh faktor lain seperti umur pasien, pendidikan, lama merokok, tingkat skor stress yang mereka alami dan kesehatan tubuh mereka. Kesimpulan akhirnya adalah bahwa ketergantungan dengan rokok merupakan sumber pemicu stress yang gawat. Berhenti dari rokok bukan hanya memperbaiki tingkat stress dan kejiwaan mereka, namun berpengaruh besar pada kesehatan fisik mereka sendiri. Dan obat dari penyakit stress ini adalah segeralah berhenti merokok.


Asap Rokok Bikin Bayi Hipertensi
clip_image007
KOMPAS.com – Anda sedang hamil namun membandel tetap merokok? Ini adalah pertanda buruk bagi janin yang sedang Anda kandung. Selain mengganggu perkembangan saraf dan kecerdasan, studi terbaru menunjukkan tekanan darah bayi juga ikut terganggu.
Penelitian yang dilakukan peneliti senior dari Karolinska Institute, Stockhlom, menunjukkan bayi yang lahir dari ibu perokok memiliki masalah tekanan darah hingga mereka berusia satu tahun. “Gangguan tekanan darah ini bukannya menghilang namun terus memburuk seiring bertambahnya usia bayi,” kata Gary Cohen, ketua peneliti.
Penelitian dilakukan dengan membandingkan balita dari ibu bukan perokok dengan balita yang ibunya merokok sampai 15 batang meski saat sedang hamil. Di usia satu minggu, dua persen bayi dari kelompok ibu perokok mengalami peningkatan tekanan darah dan 10 persennya di usia setahun.
Pola gangguan tekanan darah ini terjadi pada bayi berusia seminggu dan pada saat mereka berusia setahun. Selain itu, bayi yang lahir dari ibu perokok juga mengalami gangguan denyut jantung. Gangguan-gangguan tersebut diyakini akan membawa masalah kesehatan jangka panjang. Demikian tulis Cohen dalam jurnal kesehatan Hypertension.
Cohen menjelaskan, asap rokok akan merusak struktur dan fungsi pembuluh darah, terutama endotel, lapisan pelindung pembuluh darah. Namun ia tidak bisa menjawab apakah kerusakan ini bersifat permanen. “Kami hanya mengamati gangguan ini selama 12 bulan, namun berencana untuk melakukan penelitian lanjutan,” katanya.
Hasil penelitian para ahli dari Karolinska ini senada dengan hasil studi yang meneliti kesehatan bayi yang lahir dari ibu pengguna narkoba. “Bayi-bayi itu bisa mengalami gangguan sirkuit otak,” kata Barry M.Lester, dokter anak dari Brown Medical School yang telah meneliti efek jangka panjang dari ibu hamil pengguna narkoba. “Para pengguna narkoba biasanya juga merokok,” tambahnya.
“Efek asap rokok pada fungsi saraf janin mirip dengan efek kokain dan methaphetamin,” kata Lester.
Berbagai hasil studi membuktikan gangguan kesehatan yang dialami janin terkait dengan produksi berlebihan hormon kortisol atau hormon stres yang berperan penting untuk mengatur tekanan darah dan sistem imun. Bila diproduksi berlebihan, kortisol bisa merusak sistem kekebalan tubuh sehingga bayi lebih rentan infeksi.
Asap rokok yang mengancam kesehatan janin bukan hanya berasal dari ibu yang merokok saat hamil tapi juga termasuk calon ayah yang kecanduan merokok sehingga janin menjadi perokok pasif.

Asap Rokok Bikin Bayi Sulit Bangun
clip_image008
Citra janin bayi dalam kandungan melalui alat ultrasound tiga dimensi.
KOMPAS.com – Para ibu hamil yang mengisap asap rokok atau bahkan merokok sendiri bisa menyebabkan bayi mereka kesulitan bangun saat berada di kandungan. Demikian penjelasan dari para ilmuwan Royal Children’s Hospital di Queensland, Australia.
“Gejala yang disebut Sudden Infant Death Syndrome ini bisa menyebabkan kematian pada bayi,” tutur Anne Chang, salah satu ilmuwan Royal Children dalam laporan yang disampaikannya dalam Journal Archives of Disease in Childhood tentang sindroma kematian bayi itu.
Sulitnya bayi menanggapi setiap rangsangan yang muncul dari luar, tampak pada saat bayi bangun dari tidurnya. Tidak hanya gerakan mata, reaksi fisik lain terlihat lambat dibanding bayi-bayi yang ibunya tidak mengisap rokok baik secara aktif maupun pasif.
Penelitian yang dilakukan Chang terhadap 20 bayi usia antara 8 sampai 12 minggu itu menunjukkan bahwa nikotin yang terkandung dalam tembakau itulah yang menyebabkan terganggunya sistem saraf. Karenanya, proses penerimaan rangsangan oleh bayi terhadap berubahnya kondisi di luar dirinya tampak lambat.

Racun Rokok Juga Menempel di Perabotan
clip_image009
KOMPAS.com — Asap rokok bukan hanya meninggalkan “jejak” bau di baju dan ruangan yang dipakai merokok, tetapi juga meninggalkan zat-zat beracun yang menempel. Kesimpulan penelitian ini menguatkan teori bahaya perokok ketiga.
Sejumlah peneliti dari Lawrence Berkeley National Laboratory, California, Amerika Serikat, menemukan, zat penyebab kanker yang disebut tobacco-spesific nitrosamines (TSNAs) dapat menempel pada berbagai jenis permukaan yang akhirnya menjadi debu dan dengan mudah disentuh jari.
Permukaan yang ditempeli zat-zat beracun ini tentu berbahaya kalau sampai disentuh oleh jari-jari balita. Membersihkan berbagai permukaan yang sudah terkena asap rokok dengan sabun pembersih disarankan untuk menghilangkan zat-zat racun tersebut.
“TSNAs (tobacco-spesific nitrosamines) berpotensi menjadi zat karsinogenik yang muncul dari rokok yang belum dibakar atau asap rokok,” kata ahli kimia Hugo Destaillats yang terlibat dalam penelitian ini.
“Rokok yang dibakar akan melepaskan nikotin dalam bentuk uap air yang dengan mudah diserap oleh permukaan ruangan, seperti lantai, dinding, sofa, karpet, dan benda furnitur. Nikotin bisa bertahan dalam permukaan benda selama berhari-hari, bahkan sampai sebulan,” papar Destaillats.
Para peneliti menemukan, nikotin akan bergabung dengan zat-zat kimia yang disebut asam yang mengandung nitrogen yang dilepaskan oleh peralatan rumah tangga atau mesin kendaraan dan menghasilkan TSNAs. Dalam tes di laboratorium, diketahui TSNAs lebih cepat terbentuk dalam kabin truk dan ruangan rumah yang dipakai merokok.
“Anak-anak adalah pihak yang paling rentan pada zat beracun ini karena mereka sering kontak dengan berbagai permukaan perabot di rumah,” kata para peneliti dalam laporannya yang dipublikasikan dalam Proceedings of The National Academy of Sciences.

Cara Kreatif Stop Kecanduan Rokok
clip_image010
KOMPAS.com – Berhenti merokok bukan perkara mudah. Coba saja tanya pada mereka para pecandu. Yohanes Mellencamp, bintang rock berusia 58, adalah satu sosok yang merasakan betapa sulitnya melepaskan diri dari cengkaraman tembakau.
Ia pernah terkena serangan jantung pada 1994, tetapi masih tetap saja merokok. Putranya yang berusia 14 tahun, Speck, bahkan harus menggalang dukungan di situs jejaring sosial  Facebook bertajuk “1.000.000 dukungan buat Mellencamp untuk menghentikan kebiasaan merokoknya”.
Jika dukungan itu mencapai satu juta, Mellencamp berjanji akan melupakan rokok seumur hidupnya. Hingga Januari 2010, hampir 290.000 facebookers telah menyatakan dukungan dan suatu hari angka satu juta mungkin akan tercapai.
Anda tentu tak perlu menjadi bintang rock dulu untuk menemukan cara kreatif menghentikan rokok. Inilah beberapa cara kreatif berdasarkan pengalaman para eks-perokok  di Amerika Serikat yang berhasil mengakhiri kebiasaan buruknya :
1. Mengubur rokok
“Aku pernah membungkus beberapa pak rokok dalam sebuah tas plastik dan menguburnya di suatu pot bunga di belakang rumah. Ketika saya harus menggalinya lagi, peraslah rokok itu dan dan kubur lagi kemasan rokok itu setiap kali saya ingin merokok. Itulah pengalaman 18 -tahun yang lalu!” — Pat Owens, Valley Stream, NY.

4. Bunuh kecanduan
“Sepupuku sudah merokok selama 20 tahun. Dia berhenti dengan cara yang unik. Ia awalnya makan biskuit Milkbone  untuk anjing! Dia mengunyahnya untuk membunuh kecandan dan dia berhenti.” — Chris T., New York, NY.
6. Minum ramuan baking soda
“Saya membaca sebuah artikel di surat kabar mengutip seorang dokter yang ingin berhenti merokok. Campurlah sesendok makan baking soda dengan segelas air dan lalu minumanlah dua kali sehari untuk seminggu pertama. Lalu sekali sehari untuk seminggu kedua. Saya tadinya merokok satu pak atau sekitar 30 batang rokok sehari. Saya minum dua gelas pada hari Minggu dan Senin.  Rasayanya seperti Alka-Seltzer (semacam vitamin c). Pada Minggu dan Senin, saya mengisap dua batang rokok. Pada Selasa saya  hanya mengisap sebatang rokok dan lalu berhenti sama sekali. Saya teruskan ramuan baking soda itu sampai seminggu. Saya bahkan tak berpikir untuk meneruskannya hingga minggu kedua. Saya sudah berhenti rokok selama 20 tahun.” ­—Joanne Fanizza, Farmingdale, NY.

8. Mulailah dari yang kecil
” Saya buat perjanjian dengan diri saya, maka saya bisa berhenti. Saya tak bisa mengisap sebatang rokok seminggu jika langsung menghentikan kebiasaan merokok sebungkus. Musim panas lalu, saya hanya yang mengisap dua batang rokok dan selama musim gugur, saya tak merokok sama sekali. Saya kira, sudah selesai!” —Kevin Gerard Kilpatrick, San Diego,

Banyak Keluarga Miskin Pilih Beli Rokok Daripada Telur
clip_image011
Jakarta, Jumlah perokok di Indonesia menempati urutan ke-3 terbanyak di dunia, padahal di sisi lain masalah gizi buruk masih belum teratasi. Salah satu pemicunya, banyak warga lebih memilih rokok dan mengorbankan belanja bahan makanan bergizi.
"Ada data yang mengatakan rata-rata pengeluaran rumah tangga miskin untuk beli rokok jauh lebih tinggi dibandingkan untuk belanja bahan makanan," ungkap Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dalam peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Lapangan Lalu Lintas, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (31/5/2011).
Lebih lanjut menurut Menkes, sumber makanan bergizi seperti telur, sayur dan buah-buahan kadang tidak terbeli karena uangnya lebih diprioritaskan untuk membeli rokok. Hal ini tak hanya merugikan si perokok sendiri, tetapi juga keluarganya yang butuh asupan gizi yang layak.
Kondisi ini tentu sangat ironis jika dibandingkan dengan tingginya angka gizi buruk pada balita Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, angka gizi buruk masih tercatat 4,9 persen sementara target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 adalah 3,6 persen.
Bahkan dibanding negara lain di Asia Tenggara, kondisi gizi balita di Indonesia bisa dibilang masih memprihatinkan. Jika negara lain sudah tidak ada yang menghadapi masalah balita kekurangan vitamin A, di Indonesia angkanya masih mencapai 9,8 persen pada tahun 2003.
Riskesdas 2010 juga mengungkap, 34 persen atau sekitar 80 juta penduduk Indonesia adalah perokok. Angka ini meningkat jauh dari tahun 1995 yang hanya 34 juta, sementara World Health Organization (WHO) saat ini menempatkan Indonesia di urutan ke-3 negara dengan jumlah perokok terbanyak.
Tingkat kematian akibat lebih mementingkan rokok juga tidak bisa diremehkan. Data yang dirilis Komnas Pengendalian Tembakau tahun 2009 mengungkap, kondisi ini telah menyebabkan kematian pada sedikitnya 32.400 balita/tahun karena mengalami kurang gizi.

Kenapa Asap Rokok Lebih Bahaya dari Asap Kendaraan?
clip_image013
Jakarta, Kadang masyarakat bertanya kenapa asap rokok lebih diperhatikan dibanding dengan asap yang keluar dari kendaraan. Hal ini karena asap rokok lebih berbahaya dibandingkan asap kendaraan. Kenapa begitu?
"Tentu semua memang berbahaya, tapi polutan dari asap kendaraan lebih sedikit kandungan yang berbahayanya, kalau tidak salah tidak sampai 10 seperti karbon monoksida, sulfur dan nitrogen," ujar dr H Azimal, MKes selaku Direktur Pengendalian
Penyakit Tidak Menular Kemenkes dalam acara temu media menyambut Hari Tanpa Tambakau Sedunia dengan tema: Melalui Regulasi terbaik, Kita Lindungi Generasi Muda dari Bahaya Merokok di gedung Kemenkes, Jumat (27/5/2011).
Sedangkan berbagai studi menjelaskan bahwa di dalam asap rokok mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia racun (toksik) dan 43 senyawa
penyebab kanker (karsinogenik). Hal ini yang menjelaskan mengapa asap rokok lebih berbahaya dibanding asap kendaraan.
Selain itu bukti-bukti ilmiah juga telah menunjukkan hubungan antara rokok dengan terjadinya berbagai
penyakit seperti kanker, penyakit jantung, penyakit sistem saluran pernapasan, penyakit gangguan reproduksi dan juga kehamilan.
"Asap rokok itu kalau ditiupkan ke meja agak susah hilangnya karena dia lengket, jadi bagaimana jadinya jika asap itu masuk ke dalam paru-paru yang makin lama bisa makin banyak jumlahnya," ungkapnya.
dr Azimal menuturkan lebih dari 43 juta anak Indonesia hidup serumah dengan perokok dan terpapar asap rokok atau sebagai perokok pasif. Jika anak-anak ini sering terpapar asap rokok maka ia bisa mengalami pertumbuhan paru yang lambat, lebih mudah terkena bronchitis, infeksi saluran pernapasan, telinga dan asma.
"Misalnya dalam satu rumah bapaknya merokok dan ada bayi, maka bayi tersebut bisa saja mengalami gangguan pertumbuhan," ujar dr Azimal.
Diperkirakan bau asap rokok yang susah hilang ini karena asap rokok terbuat dari rantai molekul yang panjang, sehingga butuh waktu yang lama atau sulit untuk dihilangkan terutama pada kain. Selain itu asap rokok yang dihasilkan umumnya mengandung banyak zat atau residu.
Banyaknya dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari asap rokok bagi kesehatan seseorang itulah yang membuat asap rokok lebih mendapatkan perhatian, meski begitu bukan berarti asap kendaraan tidak berbahaya karena di dalamnya tetap mengandung senyawa yang beracun bagi tubuh.

posting: Galery Dimensi
GALERY DIMENSI, Updated at: 17.02

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites